Jangan Salahkan Malam

Malam,
Selalu aku menggigil dibuatnya..

Dia mengunci kesunyian yang haus akan keramaian,
Bahkan suara angin saja hilang dibuat malam..

Malam,
Tidak kah kau berniat hendak terang?
Layaknya jubah hitam yang perlahan luntur menjadi jingga..

Entahlah..

Malam tetaplah tidak pernah merasa bersalah pada siapapun..

Tak terkecuali aku yang telah buta akan cahaya,
Hingga bagiku pagi lebih menyakitkan dari pekatnya malam..

Anggap saja ini tentang "KOPI"

Sore ini,

tidak jelas rasa yang biasa kutelan..

Ku coba sedikit bergerak demi perubahan,

meski tak juga tergantikan

setidaknya bisa menghibur sedikit perasaan..

Hitam yang dulu pekat,

kini berubah menjadi coklat..

Rasa pahit yang dulu menguasai dan mendominasi,

perlahan mulai sedikit merubah rasa dasarnya menjadi manis..

Seperti hidup yang selalu tak pernah cukup..

Seperti ambisi yang datang bertubi-tubi tanpa istirahat..

Dan, seperti nafsu yang berubah tulus menjadi ikhlas pada Illahi.. 

Bukan Hanya

Bukan tidak bersyukur,
hanya jengah dengan keterlanjuran..

Bukan mengadu,
hanya cerita tentang kepenatan..

Bukan menaruh harap,
hanya saja ingin sekali mengganti perban luka yang sudah lama terbalut kotor dan usang..

Bukan tentang dirimu,
hanya saja aku sendiri "tidak begitu memahaminya"..